Harga Emas Turun 7,2% dari Rekor Tertinggi, Bagaimana Strategi Investasinya?

 Infoemas.id – Harga emas dunia tercatat mengalami koreksi sebesar 7,2% dari level tertingginya secara intraday di US$3.500 per ons pada 22 April 2025, menjadi US$3.248 per ons pada 4 Mei 2025. Penurunan ini terjadi hanya dalam waktu dua pekan. Dalam sepekan terakhir, logam mulia ini telah merosot 2,7%, meskipun secara tahunan, harganya masih menunjukkan kenaikan 23%. Apa langkah terbaik bagi investor dalam situasi seperti ini?

Beberapa analis me nyebut kan bahwa penurunan harga emas belakangan ini dipicu oleh meredanya ketegangan geopolitik, ter utama konflik dagang antara Amerika Serikat dan China. Sebelumnya, kondisi pasar yang penuh ketidakpastian mendorong investor beralih ke aset aman seperti emas. Kini, dengan mulai pulih nya pasar dan tensi geopolitik yang menurun, minat ter hadap aset be risiko seperti saham kembali meningkat.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat turun ke posisi 5.967 pada 9 April, kini sudah pulih ke angka 6.816 per 2 Mei. Rupiah pun menguat dari posisi Rp17.000 per dolar AS menjadi sekitar Rp16.435.

Saran Investasi Emas Saat Ini

Menurut analisa teknik al dari Bareksa, harga emas saat ini berada di zona oversold atau jenuh jual. Namun, sinyal pem balikan tren masih belum ter lihat. Jika harga tetap stabil di atas US$3.200 per ons, investor jangka panjang dapat mempertimbangkan untuk melakukan pembelian bertahap, terutama dalam bentuk emas digital.

Harga emas digital di platform Bareksa, seperti Pegadaian, Indogold, dan Treasury, kini lebih terjangkau dibanding akhir April, dengan penurunan sekitar 6,5–10%. Sebelumnya ber kisar Rp1,92–1,97 juta per gram, kini berada di kisaran Rp1,77–1,94 juta.

Emas masih dianggap sebagai aset pe lindung nilai ter hadap inflasi, khusus nya untuk investasi jangka panjang. Namun, lonjak an harga belakangan ini dinilai tidak biasa karena kenaikannya terlalu cepat. Oleh sebab itu, investor di saran kan tetap mempertimbangkan profil risiko dan tidak menempatkan dana terlalu besar di satu instrumen.

Banyak pakar menyarankan alokasi ideal emas dalam portofolio investasi berada pada kisaran 10–15%, dengan jangka simpan minimal 10 tahun. Fluktuasi harga dalam jangka pendek di anggap wajar dan tidak perlu dikhawatirkan jika fokus invest asi adalah jangka panjang.

Tren Emas dan Ekspektasi 2025

Sejarah men catat bahwa harga emas pernah ber gerak stagnan antara 2013 hingga 2019, sebelum akhir nya melejit saat pandemi. Saat ini, ke tidak pastian ekonomi global yang masih tinggi mem berikan potensi per tumbuh an harga emas ke depan. Apalagi jika ke bijakan suku bunga The Fed kembali me longgar pada 2025.

Menurut prediksi analis Bareksa, harga emas spot global ber potensi kembali menguji level resistensi US$3.500 per ons. Di pasar domestik, harga emas juga di perkirakan bisa naik hingga Rp2 juta hingga Rp2,1 juta per gram tahun ini.

Previous Post