Goldman Sachs Proyeksikan Emas Menyentuh US$5.000 per Ons
- Ratna Dewi
- 0
- Posted on
üemasnaik.com – Goldman Sachs menyebut bahwa harga emas bisa melonjak hingga US$5.000 per troy ons dalam kondisi tertentu. Dalam catatan analis mereka, skenario tersebut muncul bila ada perpindahan modal signifikan dari obligasi AS ke emas. Proyeksi ini jauh di atas prakiraan dasar, dan analyst menyebutnya sebagai potensi ekstra.
Goldman sebelumnya menaikkan target harga emas untuk Desember 2026 menjadi US$4.900 per ons dari perkiraan semula US$4.300. Kenaikan ini ditopang aliran dana ke ETF emas serta pembelian oleh bank sentral. Spot emas saat ini berada di kisaran USD 3.960 per ons.
Pemicu Potensial dan Kondisi Pasar
Salah satu pemicu yang bisa mendorong harga emas mendekati US$5.000 adalah jika 1% dana pribadi di obligasi AS dipindahkan ke emas. Pergeseran ini akan memberi tekanan besar terhadap pasar logam mulia.
Lembaga itu juga menilai bahwa arus masuk institusional ke ETF emas di negara barat akan terus meningkat. Permintaan dari bank sentral negara berkembang juga diprediksi tetap kuat untuk diversifikasi cadangan devisa.
Kondisi kenaikan emas telah diperkuat oleh pelemahan dolar AS, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, dan ketidakpastian ekonomi global. Semua faktor ini semakin mendorong emas sebagai aset safe haven.
Perbandingan Target dan Realita Harga
Target usulan US$5.000 mencerminkan skenario optimistik. Target dasar Goldman sekarang berada di kisaran US$4.900 per ons untuk akhir 2026. Hal ersebut memang naik dari proyeksi semula US$4.300.
Sementara itu, harga spot muncul di sekitar US$3.960 per ons, dan kemarin sempat mencetak rekor tertinggi. Kenaikan hingga saat ini mencapai lebih dari 50 % dalam tahun ini.
Namun, untuk mencapai level US$5.000, pasar perlu menyaksikan perubahan besar dalam alokasi aset dan sentimen investor global. Kondisi-kondisi ekstrem seperti intervensi kebijakan moneter atau tekanan nilai tukar bisa mempercepat lompatan harga.
Tantangan dan Risiko dari Proyeksi Emas
Meskipun peluang menuju US$5.000 terbuka, Goldman juga mengakui bahwa risiko tetap ada. Kenaikan suku bunga mendadak, penguatan dolar, atau stabilisasi geopolitik yang mengurangi permintaan safe haven bisa menahan harga emas.
Konsentrasi alokasi dana besar ke emas dari investor institusional dapat menciptakan lonjakan volatilitas tinggi. Permasalahannya adalah pasar emas relatif kecil dibanding pasar keuangan global luas, sehingga pergeseran dana bisa sangat mencolok.
Selain itu, jika Fed mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama dari ekspektasi, harapan pelonggaran suku bunga mungkin tertunda. Hal ini bisa mengurangi daya tarik emas dibanding instrumen pendapatan tetap.
