BTN Siapkan RUPSLB 18 November untuk Spin-Off Unit Syariah Menjadi BSN
- Ratna Dewi
- 0
- Posted on
emasnaik.com – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 November 2025. Rapat ini bertujuan meminta persetujuan pemisahan unit usaha syariah (UUS) BTN menjadi sebuah bank umum syariah baru, yakni Bank Syariah Nasional (BSN).
Agenda RUPSLB dan Jadwal Pemisahan
Dalam rancangan yang disampaikan manajemen, RUPSLB akan memuat beberapa agenda penting. Salah satunya adalah pengalihan seluruh hak dan kewajiban UUS BTN kepada BSN. Selain itu, pemegang saham akan memutuskan perubahan Anggaran Dasar BTN terkait pemisahan ini serta pembubaran Dewan Pengawas Syariah UUS BTN.
Setelah RUPSLB berlangsung, pihak BTN akan menandatangani akta pemisahan pada 19 November 2025. Selanjutnya, laporan pemisahan akan diajukan ke Bank Indonesia dan OJK. Perseroan menargetkan tanggal efektif operasional BSN mulai 15 Desember 2025.
Dasar Hukum dan Kelayakan Pemisahan
Pemisahan unit syariah seperti ini diwajibkan oleh aturan perbankan syariah. Jika aset UUS sudah mencapai minimal 50% dari total aset bank induk atau jumlah tertentu (seperti Rp50 triliun), bank harus memisahkannya menjadi bank umum syariah.
Dalam laporan keuangan BTN, unit syariah telah mencatat aset sekitar Rp 54,3 triliun pada akhir 2023. Per semester I-2025, aset UUS BTN meningkat menjadi sekitar Rp 65,56 triliun. Angka-angka tersebut telah memenuhi ambang batas untuk pemisahan.
Pandangan Manajemen dan Proyeksi BSN
Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menilai kondisi pasar syariah masih sangat luas dan berpeluang besar. Dengan berubah menjadi BUS (Bank Umum Syariah), ia berharap persepsi masyarakat terhadap bank syariah akan semakin positif. Dia menyebut bahwa lembaga keuangan yang dikelola syariah bisa menarik lebih banyak dana umat dan organisasi muslim.
Nixon juga menjelaskan bahwa modal awal BSN akan berasal dari kas BTN sekitar Rp 1,6 triliun, nilai modal internal UUS yang tercatat di neraca sebelumnya sekitar Rp 4 triliun, serta setoran tambahan menyesuaikan kebutuhan. Targetnya, Capital Adequacy Ratio (CAR) BSN di kisaran 18–20% setelah pemisahan.
Lebih jauh, ia memproyeksikan bahwa aset BSN bisa berada di kisaran Rp 68–70 triliun pada akhirnya. Mengenai potensi IPO, Nixon menyebut bahwa BSN bisa mempertimbangkan penawaran umum saham setelah 2–3 tahun pasca pemisahan. Ia menyatakan:
“Masih baru akuisisi dan spin-off, jadi IPO bisa dipertimbangkan setelah 2–3 tahun kinerja.”
