Serangan Drone Ukraina Pangkas Pasokan Minyak Rusia, Harga Minyak Dunia Melonjak Tajam

emasharini.id – Harga minyak dunia kembali melonjak seiring meningkatnya serangan drone yang dilakukan Ukraina ke infrastruktur energi Rusia. Serangan ini menyebabkan pemangkasan pasokan minyak Rusia, khususnya di kilang dan pelabuhan ekspor utama. Dalam beberapa minggu terakhir, eskalasi serangan ini membuat harga minyak mentah seperti Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan signifikan.

Serangan Drone Ukraina dan Dampaknya pada Pasokan Minyak Rusia

Ukraina telah meningkatkan intensitas serangan drone terhadap fasilitas-fasilitas utama pengolahan dan ekspor minyak Rusia, termasuk pelabuhan Primorsk dan kilang-kilang strategis lainnya. Serangan ini membuat kapasitas produksi kilang minyak Rusia turun hingga sekitar 17 persen dari kapasitas nasional yang ada. Salah satu sumber industri menyebutkan bahwa Transneft, perusahaan monopoli pipa minyak Rusia, memperingatkan produsen minyak mengenai kemungkinan pemangkasan produksi yang tidak terhindarkan akibat gangguan tersebut.

Kapasitas pengolahan menurun memaksa beberapa kilang utama menghentikan operasi sementara untuk perbaikan.  Volume ekspor melalui pelabuhan Primorsk bahkan turun hingga 12 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Kenaikan Harga Minyak dan Respon Pasar Global

Reaksi pasar terhadap risiko gangguan pasokan ini sangat cepat. Kontak berjangka minyak Brent naik 1,5 persen menjadi sekitar 68,47 dolar AS per barel, sementara WTI mencatat kenaikan 1,9 persen ke angka 64,52 dolar AS per barel. Pelaku pasar juga menunggu keputusan Federal Reserve terkait suku bunga AS yang dapat menambah tekanan pada pasar minyak global.

Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa pasokan minyak global akan semakin terbatas, sementara permintaan energi tetap tinggi. Ketegangan di Ukraina dan serangan beruntun ke infrastruktur energi membuat prospek pemulihan pasokan minyak Rusia menjadi tidak pasti dalam waktu dekat.

Upaya Rusia Mengatasi Gangguan Pasokan

Meski mengalami penurunan produksi di beberapa kilang, Rusia berupaya mengalihkan ekspor melalui pelabuhan lain seperti Noviys dan Prim. Bahkan, volume ekspor minyak mentah Rusia tercatat meningkat mencapai sekitar 39 juta barel per hari dalam tiga bulan terakhir. Menteri Energi Rusia, Alexander Novak, mengonfirmasi bahwa pemerintah tidak berencana membatasi ekspor minyak. Ia menegaskan bahwa kebutuhan domestik menjadi prioritas utama, dengan langkah untuk menyesuaikan kapasitas produksi sesuai permintaan dalam negeri yang meningkat.

Namun, para analis pasar energi menilai bahwa upaya ini belum mampu menutupi efek gangguan yang berkelanjutan akibat serangan drone. Ketidakstabilan pasokan ini tetap menjadi ancaman yang serius bagi kestabilan pasar minyak global.

Proyeksi dan Tantangan Pasar Energi Rusia ke Depan

International Energy Agency (IEA) menyatakan keprihatinan atas penurunan signifikan aktivitas pengolahan minyak Rusia yang mencapai titik terendah dalam satu dekade terakhir pada Agustus 2025. Mereka mencatat bahwa sanksi internasional yang diterapkan serta serangan berkelanjutan pada infrastruktur minyak Rusia .

Berdasarkan laporan IEA, volume ekspor produk minyak olahan Rusia kemungkinan akan terus menurun, menimbulkan pertanyaan serius tentang kemampuan Rusia mempertahankan kapasitas produksi di masa depan. Sementara itu, ketidakpastian geopolitik yang terus berlangsung akan menjadi faktor kunci yang menentukan arah pasar minyak global ke depan.

Melihat situasi ini, pasar minyak diperkirakan masih akan mengalami volatilitas tinggi . Langkah-langkah diplomasi dan upaya perdamaian antara Ukraina dan Rusia pun menjadi semakin penting untuk menstabilkan pasokan energi dunia.

Previous Post Next Post