Permintaan Kredit Lesu: Pengusaha Masih Tunggu Kejelasan Ekonomi
- Ratna Dewi
- 0
- Posted on
emasnaik.com – Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% pada September 2025. Namun, penurunan tersebut belum diikuti oleh penurunan suku bunga kredit perbankan yang signifikan. Suku bunga deposito satu bulan hanya turun 16 basis poin dari 4,81% menjadi 4,65%. Hal ini disebabkan oleh pemberian special rate kepada deposan besar yang mencapai 25% dari total dana pihak ketiga (DPK) bank. Akibatnya, suku bunga kredit tetap tinggi dan menjadi hambatan utama bagi pelaku usaha dalam mengakses pembiayaan.
Sikap Wait and See Pengusaha
Selain faktor suku bunga, sikap wait and see dari pengusaha turut mempengaruhi rendahnya permintaan kredit. Para pelaku usaha cenderung menunggu kepastian situasi ekonomi dan kebijakan pemerintah sebelum mengambil keputusan investasi. Sebagian besar pengusaha lebih memilih untuk memanfaatkan dana internal perusahaan daripada mengajukan pinjaman ke bank. Hal ini tercermin dari tingginya rasio undisbursed loan yang mencapai 22,7% dari plafon kredit yang tersedia.
Kredit Modal Kerja Masih Mendominasi
Kredit yang belum dicairkan sebagian besar berasal dari sektor industri, pertambangan, jasa dunia usaha, dan perdagangan. Jenis kredit yang dominan adalah kredit modal kerja, yang menunjukkan bahwa pengusaha masih membutuhkan pembiayaan untuk operasional sehari-hari. Namun, ketidakpastian ekonomi membuat mereka enggan untuk melakukan ekspansi atau investasi jangka panjang.
Proyeksi Pertumbuhan Kredit
Meskipun terdapat tantangan dalam penyaluran kredit, BI memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 berada dalam kisaran 8% hingga 11%. Proyeksi ini didasarkan pada harapan bahwa situasi ekonomi akan membaik dan permintaan kredit akan meningkat seiring dengan stabilitas ekonomi dan penurunan suku bunga kredit. BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mendorong penyaluran kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
