Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS 18 September 2025: Tekanan Melemah di Tengah Kebijakan Moneter Internasional

emasnaik.com – Pada perdagangan Kamis (18/9/2025), rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 16.473 per USD, terkoreksi sekitar 0,22% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Pelemahan ini terjadi bersamaan dengan penguatan indeks dolar AS yang mencapai sekitar 97,05, seiring keputusan The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dan memberikan sinyal akan penurunan lebih lanjut dalam beberapa pertemuan ke depan.

Selain rupiah, banyak mata uang Asia juga mengalami koreksi di pembukaan: yen Jepang, dolar Singapura, dolar Taiwan, won Korea, peso Filipina, yuan China, dan ringgit Malaysia melemah. Sementara itu, baht Thailand, dolar Hong Kong, dan rupee India mengalami penguatan tipis terhadap dolar AS.

Kurs Jual Beli USD di Bank‐Bank Besar

Bank‐bank besar di Indonesia menetapkan harga jual dan beli dolar yang berbeda tergantung jenis transaksi (e-rate, special rate, TT counter, dan bank notes). Berikut rincian dari BCA, BRI, Mandiri, dan BNI per pagi ini:

Bank Jenis Kurs Harga Beli (Rp) Harga Jual (Rp)
BCA e-rate ± 16.462 ± 16.482
TT counter / Bank Notes ± 16.275 ± 16.575
BRI e-rate ± 16.463 ± 16.489
TT counter ± 16.280 ± 16.580
Bank Mandiri special rate ± 16.435 ± 16.465
TT counter / Bank Notes ± 16.125 ± 16.475
BNI special rates ± 16.473 ± 16.488
TT counter / Bank Notes ± 16.310 ± 16.560

Dari data tersebut, harga jual dolar cenderung berada di atas Rp 16.460-16.575, sedangkan harga beli terendah untuk transaksi TT counter di Mandiri mencapai Rp 16.125.

Penutupan Harian: Rupiah Melemah Lebih Dalam

Menjelang akhir perdagangan, rupiah ditutup pada Rp 16.527 per USD, melemah sekitar 0,55% dari posisi sebelumnya.  Penguatan dolar AS yang terjadi usai pemangkasan suku bunga The Fed berkontribusi pada pelemahan ini, karena pasar mulai memproyeksikan bahwa bank sentral AS masih berhati-hati dan belum siap untuk membuat pelonggaran lebih agresif.

Sentimen Global dan Proyeksi Pergerakan ke Depan

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi nilai tukar rupiah saat ini:

  1. Kebijakan Moneter The Fed
    Meskipun telah memangkas suku bunga, The Fed memberi sinyal bahwa langkah selanjutnya akan disertai evaluasi risiko—terutama terkait pasar tenaga kerja yang menunjukkan pelemahan. Hal ini membuat dolar AS tetap diminati sebagai aset “safe haven”.

  2. Pengaruh dari Bank Indonesia (BI)
    BI juga ikut menurunkan BI rate, langkah yang dimaksudkan untuk menjaga likuiditas dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, pemangkasan itu sendiri bisa melemahkan rupiah jika pasokan uang dalam negeri meningkat tanpa dukungan ekspor atau pengendalian impor.

  3. Ketidakpastian Global
    Fluktuasi data ekonomi, seperti inflasi, tenaga kerja, dan gejolak pasar finansial global, masih menjadi risiko besar. Sentimen eksternal seperti prospek pertumbuhan AS, kebijakan perdagangan, dan volatilitas pasar keuangan turut memengaruhi pergerakan rupiah.

Kesimpulan dan Pandangan

Rangkaian data hari ini menunjukkan bahwa rupiah berada di bawah tekanan. Meskipun ada upaya dari dalam negeri lewat pemangkasan BI rate serta sinyal dari The Fed, rupiah tetap melemah cukup signifikan terhadap dolar AS. Bagi pelaku pasar dan investor:

  • Waspadai rentang transaksi TT counter dan bank notes, terutama jika nilai nominal besar, karena kurs jual bisa jauh lebih tinggi.

  • Ikuti perkembangan kebijakan moneter global—termasuk pernyataan resmi dari Ketua The Fed—karena pasar merespons sinyal risiko dengan cukup sensitif.

  • Prospek rupiah dalam jangka pendek diperkirakan tetap fluktuatif, kecenderungan melemah bisa muncul jika dolar AS kembali menguat atau jika inflasi global unexpected tinggi muncul.

Previous Post Next Post