Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) Bidik Omzet Rp5,5 Triliun dan Targetkan Pemulihan Kinerja 2025
- Ratna Dewi
- 0
- Posted on
emasnaik.com – PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) menargetkan pendapatan sebesar Rp5,5 triliun pada tahun 2025. Target ini mencerminkan optimisme perusahaan untuk tumbuh sekitar 3–4 % dibandingkan tahun sebelumnya. Meski paruh pertama tahun ini menghadapi tekanan, manajemen yakin paruh kedua 2025 akan membawa perbaikan kinerja yang signifikan.
Kinerja Semester I dan Tantangan yang Dihadapi
Hingga semester I 2025, SIPD mencatat pendapatan Rp2,51 triliun, turun 7,30 % dari Rp2,71 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Perusahaan juga menanggung rugi bersih Rp16,18 miliar, berbeda dengan capaian tahun lalu yang masih mencatat laba Rp14,51 miliar. Direktur SIPD, Natanael Yuyun Suryadi, menyebut semester pertama menjadi masa yang penuh tantangan. Ia menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen mengejar pertumbuhan di semester kedua dengan strategi operasional yang lebih efisien.
Strategi dan Investasi untuk Dorong Pemulihan
Untuk memulihkan kinerja, SIPD fokus mengembangkan segmen produk olahan ayam, seperti produk easy-to-cook dan ready-to-eat. Produk unggulan seperti Royal dan Belfoods mencatat pertumbuhan sekitar 20 % sepanjang 2025. Selain itu, SIPD mengoperasikan pabrik makanan beku baru di Nganjuk, Jawa Timur, dengan kapasitas produksi mencapai 28 800 ton per tahun. Investasi ini menjadi bagian dari strategi ekspansi jangka panjang. Sejak 2023, total investasi yang dialokasikan mencapai Rp400 miliar. Pada 2025, perusahaan menyiapkan belanja modal sekitar Rp100 miliar untuk pengembangan pabrik baru dan pemeliharaan fasilitas lama.
Prospek Industri dan Peningkatan Efisiensi
Komisaris SIPD, Theo Lekatompessy, menilai industri peternakan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Permintaan terhadap produk protein hewani terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan kesadaran masyarakat terhadap gizi seimbang. Untuk menjaga daya saing, SIPD berupaya meningkatkan efisiensi produksi melalui pemanfaatan teknologi modern di pabrik baru. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki margin keuntungan dan meningkatkan produktivitas di tengah fluktuasi harga bahan baku.
Meski menghadapi tekanan pada semester pertama, SIPD menunjukkan tanda pemulihan di kuartal III 2025. Volume penjualan pada segmen pakan ternak tumbuh sekitar 11 % dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, target omzet Rp5,5 triliun masih menghadapi sejumlah risiko, seperti harga bahan baku yang tidak stabil, biaya logistik tinggi, dan kompetisi ketat di industri perunggasan. Dengan strategi efisiensi, diversifikasi produk, serta penguatan jaringan distribusi, SIPD berpeluang besar membalikkan kinerja dan kembali mencetak laba.
Secara keseluruhan, Sreeya Sewu Indonesia berupaya menyeimbangkan ekspansi dan efisiensi untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Fokus perusahaan pada inovasi produk olahan dan optimalisasi rantai pasok menjadi kunci dalam menjaga momentum pemulihan dan memperkuat posisi di pasar domestik.
