KFC Tutup 19 Gerai hingga September 2025, Sekitar 400 Karyawan Di-PHK
- Ratna Dewi
- 0
- Posted on
emasnaik.com – Perusahaan pengelola KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), mengonfirmasi telah menutup 19 gerai hingga September 2025. Penutupan ini berdampak langsung terhadap tenaga kerja, dengan sekitar 400 karyawan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Direktur FAST, Wahyudi Martono, mengungkap dalam sesi Public Expose bahwa hingga bulan September perusahaan telah menutup 19 gerai dan ada sekitar 400 karyawan yang terdampak. Ia menegaskan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi operasional di sejumlah lokasi yang tidak lagi efisien.
Alasan Penutupan dan Relokasi Gerai
Manajemen FAST menjelaskan bahwa penutupan gerai dilakukan karena beberapa faktor utama, salah satunya masa sewa tempat yang telah habis. Selain itu, sebagian gerai belum menunjukkan pemulihan kinerja setelah tekanan ekonomi beberapa tahun terakhir.
Wahyudi menambahkan bahwa penutupan tidak bersifat permanen. Beberapa gerai yang ditutup akan direlokasi ke lokasi baru dengan potensi pasar yang lebih tinggi. Langkah relokasi ini diharapkan dapat meningkatkan transaksi harian dan memperkuat profitabilitas perusahaan dalam jangka menengah.
Kinerja Keuangan dan Utang yang Membengkak
Dalam laporan keuangan semester I 2025, FAST mencatat rugi bersih sebesar Rp138,75 miliar. Meskipun laba bruto meningkat, pendapatan perusahaan menurun menjadi Rp2,40 triliun dari sebelumnya Rp2,48 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Beban pokok penjualan ikut turun dari Rp1,05 triliun menjadi Rp961,44 miliar. Sementara itu, total aset FAST naik menjadi Rp4,10 triliun dibandingkan Rp3,52 triliun pada paruh pertama 2024.
Namun, kewajiban perusahaan juga meningkat signifikan. Utang tercatat sebesar Rp3,97 triliun per semester I 2025, naik dari Rp3,40 triliun pada akhir 2024. Peningkatan ini terjadi karena perusahaan melakukan refinancing utang dari fasilitas jangka pendek ke jangka panjang guna menjaga likuiditas operasional.
Strategi Perusahaan ke Depan
Meski menghadapi tekanan keuangan, FAST tetap berencana melanjutkan ekspansi dengan membuka gerai baru di lokasi yang lebih potensial. Relokasi gerai lama akan dilakukan secara selektif, disertai perbaikan model bisnis agar lebih adaptif terhadap perubahan pola konsumsi masyarakat.
Wahyudi menjelaskan bahwa strategi efisiensi kini menjadi fokus utama perusahaan. Beberapa fungsi administratif disederhanakan dan dipusatkan di Jakarta untuk menekan biaya operasional. Selain itu, perusahaan memperkuat sistem logistik agar lebih efisien dalam mendukung distribusi bahan baku ke seluruh cabang.
Dengan langkah-langkah ini, manajemen berharap performa keuangan FAST dapat kembali stabil pada akhir tahun. Upaya restrukturisasi, efisiensi, dan relokasi gerai diharapkan mampu memperbaiki arus kas serta mengembalikan kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan.
