Harga Emas Mencetak Rekor USD 4.300, Analis Prediksi Masih Bisa Tembus USD 4.350
- Ratna Dewi
- 0
- Posted on
emasnaik.com – Harga emas dunia mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, menyentuh level psikologis USD 4.300 per troy ounce. Pencapaian ini menandai salah satu titik tertinggi dalam sejarah perdagangan logam mulia tersebut. Lonjakan harga emas didorong oleh ekspektasi pasar terhadap potensi lanjutan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Selama sembilan pekan berturut-turut, harga emas mengalami kenaikan signifikan, menguat lebih dari 5% hanya dalam sepekan terakhir. Momentum ini diperkuat oleh pandangan pasar bahwa The Fed akan mengadopsi kebijakan moneter yang lebih longgar (dovish), seiring dengan data inflasi AS yang menunjukkan penurunan dan pertumbuhan sektor tenaga kerja yang melemah.
Analisis Teknikal: USD 4.186 Jadi Batas Kritis
Secara teknikal, grafik harian emas menunjukkan pola higher high – higher low, sebuah sinyal bahwa dominasi tren naik emas belum berakhir. Menurut analis Dupoin Futures Indonesia, Wisnu Dewojati, pola pergerakan harga saat ini berada dekat area Fibonacci retracement 23,6%, yang berfungsi sebagai batas penting bagi potensi konsolidasi jangka pendek.
Wisnu menambahkan, “Apabila terjadi koreksi ringan, area USD 4.186 bisa menjadi titik kunci penentu arah tren berikutnya.” Selama harga tetap bergerak di atas level tersebut, peluang penguatan lanjutan menuju USD 4.350 hingga USD 4.375 masih terbuka lebar. Namun, jika terjadi penembusan ke bawah level kunci tersebut, koreksi yang lebih dalam menuju USD 4.100 – USD 4.050 bisa terjadi dalam jangka pendek.
Faktor Fundamental Pendukung Kenaikan Emas
Selain kebijakan moneter The Fed, faktor fundamental lain yang mendukung kenaikan harga emas adalah ketidakpastian geopolitik global. Pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang mengisyaratkan potensi pelonggaran hubungan dagang dengan Tiongkok, memicu peningkatan sentimen positif di pasar saham dan mendorong pergeseran sementara dari aset safe-haven seperti emas ke aset yang lebih berisiko.
Namun, koreksi ini dipandang sebagai fase normal dalam tren naik yang solid. Wisnu Dewojati menilai, “Fase koreksi saat ini sebaiknya tidak dianggap sebagai pembalikan arah tren, melainkan sebagai kesempatan re-entry bagi pelaku pasar yang menunggu momentum beli.”
Prospek Harga Emas ke Depan
Dengan kombinasi antara ekspektasi pelonggaran suku bunga yang dovish, ketidakpastian geopolitik yang mendasar, dan tren teknikal yang masih bullish, harga emas diperkirakan akan tetap kuat dalam jangka menengah. Investor disarankan untuk mengantisipasi potensi volatilitas menjelang rilis data ekonomi AS dan pembaruan arah kebijakan The Fed yang akan sangat menentukan langkah emas selanjutnya.
