Harga Emas Dunia Melonjak, Perak Cetak Rekor Baru

emasnaik.com – Harga emas di pasar spot melonjak signifikan hingga menembus level USD 4.044,09 per ounce pada 9 Oktober 2025, naik sekitar 1,52 persen dibanding sebelumnya. Harga kontrak berjangka untuk pengiriman Desember juga menguat hingga USD 4.070,5 per ounce. Lonjakan ini terjadi di tengah gelombang pembelian aset safe-haven yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global. Analis Metals Focus, Matthew Piggott, menilai kekuatan emas mencerminkan kondisi makroekonomi dan geopolitik yang mendukung tahun ini.

Perak Tembus Rekor, Minat Investor Menguat

Tak hanya emas, perak juga menunjukkan performa luar biasa saat mencetak level USD 49,57 per ounce dan kemudian ditutup pada USD 48,97 per ounce setelah penguatan sekitar 2,4 persen. Logam putih ini mencatat kenaikan sekitar 71 persen sepanjang tahun, jauh di atas rata-rata logam investasi lainnya. Faktor pendorong utama di antaranya adalah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, melemahnya dolar AS, dan aliran masuk besar ke produk investasi logam mulia berbasis ETF. Kepala Riset Komoditas Global Standard Chartered Bank, Suki Cooper, menekankan bahwa pasar perak memanfaatkan momentum kuat industri dan investasi.

Faktor Pendorong dan Implikasi Pasar

Harga emas dan perak berada di puncak karena beberapa katalis utama. Pertama, investor menambal posisi defensif akibat meningkatnya konflik di Timur Tengah dan sengketa geopolitik lainnya. Kedua, harapan pasar bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga mendorong arus modal ke logam mulia. Ketiga, arus masuk ke ETF emas tercatat mencapai USD 64 miliar atau sekitar Rp 1.060 triliun sepanjang tahun, dengan USD 17,3 miliar atau sekitar Rp 286 triliun tercatat hanya pada September. Faktor-faktor ini memberi sinyal bahwa momentum bagi logam mulia belum sepenuhnya habis. Analis Piggott memperkirakan bahwa emas berpotensi terus naik menuju USD 5.000 per ounce jika kondisi saat ini berlanjut.

Rekomendasi untuk Investor

Mengingat reli kuat ini, investor perlu mempertimbangkan strategi yang matang. Pertama, pastikan membeli dari kanal resmi dan produk logam mulia memiliki sertifikasi dan audit yang jelas. Kedua, pahami bahwa selisih antara harga beli dan harga buy-back masih cukup besar—dalam kondisi overbought seperti sekarang, potensi koreksi juga meningkat. Ketiga, alokasikan investasi emas dan perak dalam kerangka jangka menengah hingga panjang, bukan sebagai spekulasi jangka pendek semata. Risiko volatilitas tetap ada, meskipun faktor dukung-nya kuat. Keempat, jangan abaikan aspek likuiditas, usia produk, dan pajak terkait logam mulia. Dengan pertimbangan yang tepat, investor bisa memanfaatkan reli ini sebagai bagian dari diversifikasi portofolio dan perlindungan nilai.

Kondisi harga emas dan perak yang memuncak menjadi tanda bahwa logam mulia kembali menjadi pilihan utama ketika pasar global penuh ketidakpastian. Investor yang tanggap dengan perubahan geopolitik dan ekonomi akan memperoleh kesempatan dan harus tetap mengelola risiko secara disiplin.

Previous Post Next Post