Danantara Siap Alokasikan 80% Investasi ke Pasar Modal Domestik

emasnaik.com –  CIO Danantara, Pandu Sjahrir, menyatakan bahwa dana investasi lembaga ini akan fokus pada pasar dalam negeri. Ia menegaskan bahwa sekitar 80% dari total alokasi tahun ini ditujukan untuk instrumen domestik, dan sisanya hanya sekitar 20% untuk pasar luar negeri. Karena sisa tahun yang singkat, Danantara akan mulai beraktifitas segera untuk mengeksekusi rencana tersebut.

Pandu menyebut bahwa “kita akan menginvestasikan sebagian besar untuk tahun ini, 80% di dalam negeri”. Ia juga menambahkan bahwa tim telah tumbuh dari awal hanya tiga orang menjadi hampir 300 staf, menandakan kesiapan lembaga untuk menjalankan mandat investasi.

Instrumen dan Sasaran Investasi

Menurut pernyataan Pandu, Danantara sudah melakukan langkah awal di pasar obligasi karena likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan saham. Ia menyebut bahwa pilihan ini menjadi strategis mengingat waktu yang terbatas menjelang tutup tahun. Pandu mengungkapkan bahwa “kita pengin di public market equity, tapi equity memang perlu likuiditas yang lebih banyak”. Ia menyebut bahwa rata‐rata nilai transaksi harian pasar saham Indonesia masih sekitar US$ 1 miliar, jauh tertinggal dari negara lain.
Danantara juga melihat bahwa pasar modal Indonesia membutuhkan pendalaman untuk mendukung aktivitas publik dan investor institusi. Dengan demikian, langkah untuk menempatkan dana di dalam negeri sekaligus memperkuat ekosistem pasar modal mendapatkan prioritas.

Dinamika Regulasi dan Kritik Terhadap Strategi

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pernah mengkritik rencana Danantara yang akan menggunakan penerimaan dividen BUMN untuk menanamkan di obligasi dan pasar lainnya. Purbaya menyoroti bahwa aliran dividen sekitar Rp 80 triliun hingga Rp 90 triliun tahun ini sebaiknya dikelola dengan keahlian yang memadai. Menanggapi hal itu, Pandu menyatakan bahwa kondisi waktu yang terbatas membuat mereka memilih instrumen paling likuid agar proses investasi bisa segera berjalan.
Kritik tersebut menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Danantara: memastikan keputusan investasi tidak hanya berdasarkan waktu tetapi juga kepatuhan terhadap tata kelola dan efektivitas. Regulasi dan pengawasan terhadap instrumen keuangan publik menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan alokasi dana besar tersebut.


Arah investasi yang diarahkan sebagian besar ke pasar domestik diharapkan mampu meningkatkan likuiditas dan volume perdagangan di bursa saham Indonesia. Pendalaman pasar modal dapat membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi aset dan investasi institusional. Dalam jangka menengah, strategi ini berpotensi memperkuat investor domestik dan mengurangi ketergantungan pada modal asing.
Di sisi lain, pemilihan 80 % alokasi dalam negeri mencerminkan keinginan untuk memberikan efek langsung terhadap ekonomi nasional.

Namun, pelaksanaan yang tepat dan pengelolaan risiko menjadi kunci agar hasil investasi memberi manfaat maksimal bagi ekonomi nasional. Langkah ini juga penting untuk mencegah potensi kerugian atau penurunan nilai akibat fluktuasi pasar dan faktor eksternal.

Dengan komitmen tersebut, Danantara menempatkan diri sebagai pemain utama dalam penggerak investasi besar di pasar domestik. Strategi investasi ini akan diawasi ketat oleh pemangku kepentingan demi menjaga stabilitas dan perkembangan pasar modal Indonesia.

Previous Post Next Post