Dolar AS Menguat ke Rp 16.617, Rupiah Tertekan di Awal Pekan
- Ratna Dewi
- 0
- Posted on
emasnaik.com – Pada Rabu, 8 Oktober 2025, nilai tukar Dolar Amerika Serikat menguat terhadap Rupiah Indonesia dan tercatat di level Rp 16.617. Kenaikan sebesar 56 poin atau 0,34 persen terjadi dibandingkan posisi penutupan sebelumnya. Indeks Dolar global juga naik ke kisaran 98,84, menunjukkan penguatan yang cukup stabil di pasar internasional.
Data pergerakan harian menunjukkan Dolar AS masih menjadi pilihan utama investor karena permintaan yang meningkat. Rupiah pun kembali menghadapi tekanan di tengah sentimen global yang belum stabil. Situasi ini memperlihatkan bahwa pasar keuangan domestik masih sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter di negara maju.
Pergerakan Dolar terhadap Mata Uang Lain
Selain terhadap Rupiah, Dolar AS juga mencatat pergerakan bervariasi terhadap mata uang utama dunia. Dolar melemah 0,01 persen terhadap Yuan Tiongkok, namun justru menguat 0,26 persen terhadap Dolar Australia dan 0,44 persen terhadap Yen Jepang. Kondisi ini menegaskan bahwa penguatan Dolar tidak terjadi serentak di seluruh pasar, tetapi tetap memberi tekanan bagi mata uang negara berkembang.
Penguatan terhadap sejumlah mata uang utama menandakan bahwa pelaku pasar masih optimis terhadap ekonomi Amerika Serikat. Kepercayaan investor yang tinggi membuat aliran modal global cenderung kembali ke aset berdenominasi Dolar. Hal tersebut semakin memperkuat posisi Dolar dan menekan mata uang negara lain, termasuk Rupiah.
Faktor Pendorong dan Dampak terhadap Rupiah
Salah satu penyebab utama penguatan Dolar AS adalah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menahan suku bunga lebih lama. Inflasi yang masih tinggi membuat bank sentral AS cenderung berhati-hati dalam mengambil langkah pelonggaran moneter. Nada hawkish dari para pejabat The Fed mendorong imbal hasil obligasi AS meningkat, sehingga menarik dana investor global.
Kondisi ini langsung memukul Rupiah yang sempat melemah 0,38 persen ke posisi Rp 16.617 per Dolar AS. Pelemahan ini juga memperbesar beban impor dan biaya pembiayaan bagi pelaku usaha yang memiliki kewajiban dalam mata uang asing. Selain itu, tekanan terhadap Rupiah dapat menambah tekanan inflasi domestik jika berlangsung lama.Ke depan, pelaku pasar menantikan arah kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Intervensi di pasar valas dan penguatan cadangan devisa menjadi langkah penting untuk menahan depresiasi Rupiah. Namun, jika Dolar terus menguat secara global, ruang penguatan Rupiah akan tetap terbatas.
Pemerintah perlu memperkuat koordinasi kebijakan fiskal dan moneter agar tekanan kurs tidak berlanjut. Importir disarankan melakukan lindung nilai atau mengatur ulang jadwal pembayaran valuta asing untuk mengurangi risiko. Investor juga perlu mencermati pergerakan Dolar AS dan arah suku bunga global guna menentukan strategi investasi jangka pendek.
Dengan penguatan Dolar yang masih berlanjut, prospek Rupiah ke depan bergantung pada stabilitas eksternal dan efektivitas kebijakan domestik. Kesadaran pasar untuk beradaptasi terhadap dinamika global menjadi kunci menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah gejolak nilai tukar.
