Harganya Naik Gila-Gilaan, Emas Jadi Biang Kerok Inflasi RI

 

Harga Emas Melejit dan Menjadi Pemicu Inflasi RI pada Oktober 2025

emas

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Akhmad Wiyagus menegaskan bahwa lonjakan harga emas perhiasan kembali memberi andil terbesar terhadap inflasi Indonesia pada Oktober 2025. Ia menyampaikan penjelasan tersebut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Kemendagri, Senin (24/11/2025).

Wamendagri Menjelaskan Peran Emas dalam Inflasi Nasional

Wiyagus menyampaikan bahwa inflasi Indonesia secara tahunan mencapai 2,86 persen pada Oktober 2025. Meskipun angka ini masih berada dalam target inflasi nasional sebesar 1,5% hingga 3,5%, komoditas emas perhiasan tetap menjadi kontributor utama.

Ia menjelaskan bahwa emas, bersama cabai dan beras, menyumbang kenaikan harga paling besar dalam perhitungan year-on-year. Transisi menuju pembahasan inflasi bulanan menunjukkan pola serupa. Secara month-to-month, emas perhiasan masih mendominasi, disusul cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras.

Harga Emas Domestik Menembus Rp2,237 Juta per Gram

Lonjakan harga emas global memperkuat kenaikan harga emas di pasar domestik. Wiyagus memaparkan bahwa tingginya permintaan internasional mendorong harga emas Indonesia mencapai Rp2.237.000 per gram. Permintaan yang meningkat membuat harga emas terus merangkak naik dan memengaruhi inflasi nasional.

Ia menilai tren investasi emas di Indonesia juga berkembang pesat. Berdasarkan laporan World Gold Council, dua dari tiga orang Indonesia berinvestasi emas. Data ini memperlihatkan bahwa emas bukan hanya komoditas konsumsi, tetapi telah menjadi instrumen keuangan pilihan masyarakat.

Investasi Emas Menjadi Fenomena Baru di Masyarakat

Wiyagus menambahkan bahwa masyarakat kini semakin sering menggunakan emas untuk membangun ketahanan finansial. Banyak orang menjadikan emas sebagai media menyimpan dana darurat. Fenomena ini, menurutnya, berpotensi terus berlanjut dalam 12 bulan ke depan.

Ia juga menyoroti pergeseran perilaku keuangan masyarakat. Emas menjadi instrumen investasi yang dianggap aman dan stabil, terutama ketika terjadi ketidakpastian ekonomi global.

BPS Menjelaskan Dampak Kenaikan Harga Emas terhadap Inflasi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, ikut menegaskan bahwa emas perhiasan memiliki pengaruh signifikan terhadap inflasi Oktober 2025. Ia mengungkapkan bahwa harga emas naik hingga 52,76 persen sepanjang Oktober.

Menurut Amalia, minat masyarakat terhadap emas meningkat baik di tingkat global maupun domestik. Emas dianggap sebagai safe haven sehingga masyarakat menempatkannya sebagai instrumen lindung nilai yang aman saat kondisi ekonomi bergejolak.

Penjualan Emas Melonjak Seiring Kenaikan Harga

Amalia menjelaskan bahwa volume penjualan emas sepanjang Januari hingga September 2025 juga meningkat. Lonjakan penjualan ini memperlihatkan bahwa masyarakat semakin aktif membeli emas meskipun harganya naik.

Ia mengungkapkan bahwa perilaku pembelian tersebut bergeser dari kebutuhan konsumsi biasa menjadi bentuk investasi. Survei konsumsi menunjukkan Makassar sebagai daerah dengan konsumsi emas tertinggi, disusul Jakarta Timur, Bandung, dan Jayapura.

Emas Memberi Andil Inflasi Tertinggi Bulan Oktober

BPS mencatat bahwa inflasi bulanan Indonesia pada Oktober 2025 mencapai 0,28 persen. Dari angka tersebut, emas perhiasan memberi andil sebesar 0,21 persen. Data ini memperlihatkan betapa dominannya pengaruh emas terhadap inflasi.

Amalia bahkan menegaskan bahwa tanpa kenaikan harga emas, inflasi bulanan Indonesia hanya sebesar 0,07 persen. Hal ini menunjukkan peran emas sebagai faktor utama yang mendorong inflasi dalam jangka pendek.

Meta Deskripsi (YOAST SEO)

Harga emas yang melonjak pada Oktober 2025 menjadi penyumbang inflasi terbesar di Indonesia. Wamendagri dan BPS menegaskan bahwa meningkatnya permintaan emas memicu lonjakan harga dan memperkuat inflasi nasional.

Fokus Kata Kunci Utama (Keyphrase)

harga emas memicu inflasi 2025

Slug URL

harga-emas-memicu-inflasi-2025

Previous Post Next Post