Harga Emas Terbang 4% Minggu Ini, Diramal Tembus US$5.000 Kapan?

 

Harga Emas Melonjak 4% dalam Sepekan, Analis Prediksi Tembus US$5.000

emas gold bar

Harga emas dunia terus menunjukkan reli kencang dan menarik perhatian investor global. Pergerakan ini terjadi di tengah meningkatnya minat terhadap aset lindung nilai dan gangguan teknis pada perdagangan berjangka di Amerika Serikat (AS).

Harga Emas Menguat Setelah Gangguan Teknis di Pasar AS

Mengutip data Refinitiv, harga emas dunia ditutup di level US$4.230,37 per troy ons pada Jumat (28/11/2025). Angka tersebut naik 1,76% dari penutupan sebelumnya. Sehari sebelumnya, Kamis (27/11/2025), harga emas sempat terkoreksi tipis 0,16% ke US$4.157,27 per troy ons.

Momentum reli ini membuat emas mencatat kenaikan mingguan sebesar 4,06%. Kenaikan tersebut sekaligus memperpanjang tren penguatan bulanan yang sudah berlangsung selama empat bulan berturut-turut.

Gangguan teknis yang melanda perdagangan kontrak emas berjangka di Chicago Mercantile Exchange (CME) memicu volatilitas tinggi. Kondisi itu menghentikan transaksi kontrak futures dan opsi emas di Comex. Akibatnya, likuiditas menipis dan spread bid-ask melebar sehingga harga spot bergerak lebih liar.

Beberapa pelaku pasar mengalihkan transaksi ke metode manual melalui panggilan telepon kepada broker dan dealer karena sistem belum pulih sepenuhnya. Situasi ini membuat harga emas semakin sensitif terhadap pergerakan spot di London, pusat utama perdagangan emas global.

Bank Sentral Dunia dan ETF Menopang Reli Emas

Sementara itu, permintaan emas terus meningkat. Bank sentral global melanjutkan aksi beli dan aliran dana masuk ke produk berbasis emas seperti exchange-traded funds (ETF) semakin kuat. Secara year-to-date (YtD), harga emas naik lebih dari 50% dan berpotensi mencetak kinerja tahunan terbaik sejak 1979.

Minat investor bergeser ke emas karena inflasi bertahan tinggi, ketidakpastian geopolitik, serta pelemahan dolar AS. Selain itu, banyak investor global mulai mengalihkan portofolio dari obligasi ke aset alternatif yang memiliki risiko lebih rendah.

Phil Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures, menilai kondisi ekonomi dunia masih memberikan ruang besar bagi reli emas. Ia menyebut banyak negara menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi, tekanan inflasi, dan risiko fiskal yang belum mereda.

Investor Global Ramal Harga Emas Tembus US$5.000 di 2026

Survei Goldman Sachs terhadap lebih dari 900 klien institusional memperlihatkan optimisme tinggi. Sebanyak 36% responden memperkirakan harga emas akan menembus rekor baru di level US$5.000 per troy ons pada akhir 2026. Selain itu, 33% investor memprediksi harga bergerak di rentang US$4.500–US$5.000 per troy ons.

Secara keseluruhan, lebih dari 70% responden memperkirakan harga emas akan terus menanjak sepanjang tahun depan. Hanya 5% yang memperkirakan koreksi ke kisaran US$3.500–US$4.000 dalam 12 bulan mendatang.

Goldman Sachs melaporkan bahwa 38% investor menilai pembelian bank sentral sebagai pendorong utama kenaikan emas, sementara 27% menyoroti kekhawatiran fiskal global.

Prospek Emas Tetap Cerah di Tengah Ketidakpastian Global

Emas mempertahankan daya tariknya sebagai aset lindung nilai. Selain memiliki likuiditas tinggi, emas minim risiko gagal bayar dan berstatus sebagai aset cadangan netral bagi bank sentral.

Dengan kombinasi inflasi yang bertahan, pelemahan dolar AS, ketegangan geopolitik, dan permintaan investor institusi, prospek harga emas masih berada di jalur bullish hingga 2026.

Meta Deskripsi (SEO Yoast)

Harga emas melonjak 4% dalam sepekan dan mencapai US$4.230 per troy ons. Para analis memproyeksikan harga emas bisa menembus US$5.000 pada 2026 karena permintaan yang terus naik.

Kata Kunci Utama

proyeksi harga emas 2026

Slug URL (SEO Friendly)

proyeksi-harga-emas-2026-melonjak-4-persen

Previous Post Next Post