Harga Emas Dunia Sideways, Data Tenaga Kerja AS Dorong Harapan Penurunan Suku Bunga
- Ratna Dewi
- 0
- Posted on
Judul SEO
Harga Emas Dunia Bergerak Sideways Setelah Data Tenaga Kerja AS Melemah
Meta Deskripsi
Harga emas dunia bergerak stabil setelah data tenaga kerja Amerika Serikat melemah. Pasar kini semakin yakin The Fed akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Frasa Kata Kunci Utama
harga emas dunia hari ini
Slug URL
harga-emas-dunia-hari-ini-sideways-data-as-melemah
Harga Emas Dunia Bergerak Sideways Setelah Data Tenaga Kerja AS Melemah

Jakarta Harga emas dunia hari ini bergerak stabil atau sideways setelah data tenaga kerja sektor swasta Amerika Serikat menunjukkan pelemahan. Kondisi tersebut langsung memicu optimisme pelaku pasar terhadap peluang penurunan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve dalam waktu dekat. Situasi ini sekaligus memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Selain itu, kestabilan harga emas juga terjadi di tengah meningkatnya perhatian investor terhadap arah kebijakan moneter global.
Pasar Emas Merespons Lemahnya Data Tenaga Kerja AS
Pasar global merespons cepat rilis data tenaga kerja versi ADP yang mencatat penurunan signifikan. Pada November, jumlah pekerja sektor swasta Amerika Serikat turun sekitar 32.000 orang. Padahal sebelumnya, para ekonom memproyeksikan pertumbuhan tenaga kerja sebesar 10.000 orang.
Data tersebut langsung memengaruhi ekspektasi pasar. Para investor kini semakin yakin bahwa bank sentral AS akan segera menurunkan suku bunga acuannya. Berdasarkan pemantauan CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan pekan depan mencapai 89 persen.
Harga Emas Dunia Bertahan di Level Tinggi
Seiring perkembangan tersebut, harga emas di pasar spot tercatat bergerak tipis di level US$4.202,06 per troy ounce. Pada sesi sebelumnya, harga sempat menyentuh titik tertinggi harian di posisi US$4.241,29 per troy ounce.
Sementara itu, kontrak emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Februari justru menguat sekitar 0,3 persen dan bertengger di level US$4.232,50 per troy ounce. Pergerakan ini menandakan bahwa investor masih menaruh optimisme terhadap prospek emas dalam jangka menengah.
Perak Menguat dan Pecahkan Rekor Harga
Di sisi lain, logam perak tampil lebih agresif. Harga perak sebelumnya sempat mencetak rekor tertinggi di level US$58,98 per troy ounce. Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap pasokan global dan menguatnya aliran dana ke pasar saham Amerika Serikat.
Analis pasar menilai bahwa lonjakan harga perak juga turut menopang pergerakan emas. Perak bahkan mencatat lonjakan harga lebih dari 100 persen sepanjang tahun berjalan, mencerminkan ketatnya pasokan di pasar global.
Pasar Menanti Data Inflasi AS
Selanjutnya, pelaku pasar kini mengalihkan perhatian pada rilis data Personal Consumption Expenditures yang menjadi indikator utama inflasi Amerika Serikat. Data tersebut dijadwalkan keluar dalam waktu dekat dan berpotensi memperkuat arah kebijakan suku bunga The Fed.
Secara historis, penurunan suku bunga akan memberikan dampak positif bagi emas karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil bunga. Dengan demikian, emas menjadi semakin menarik ketika suku bunga rendah.
Logam Mulia dan Industri Ikut Menguat
Selain emas dan perak, logam mulia lainnya juga mencatatkan penguatan. Harga platinum naik mendekati 1 persen dan mencapai level US$1.652,03 per troy ounce. Sementara itu, palladium turut menguat sekitar 0,4 persen ke posisi US$1.466,98 per troy ounce.
Di sektor logam industri, tembaga bahkan mencetak rekor harga baru. Pelemahan dolar Amerika Serikat, kekhawatiran pasokan global, serta terbatasnya stok di gudang London Metal Exchange mendorong kenaikan harga tembaga ke level tertinggi sepanjang sejarah.
Prospek Harga Emas Masih Positif
Dengan kombinasi data tenaga kerja yang melemah, ekspektasi suku bunga turun, serta penguatan harga logam lainnya, emas masih memiliki ruang untuk bertahan di level tinggi. Investor global kini menempatkan emas sebagai aset aman di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
Ke depan, arah harga emas sangat bergantung pada kebijakan The Fed serta pergerakan data inflasi Amerika Serikat. Jika pemangkasan suku bunga benar-benar terjadi, harga emas berpotensi melanjutkan tren penguatan dalam beberapa bulan mendatang.
